Kurikulum Pasti Berubah-ubah

Oleh: A. Sakti W., S.Pd., Gr

Ada yang bilang, perubahan kurikulum menjadi ladang bisnis proyek

Ada yang bilang, berubah menteri berubah kurikulum

Ada yang bilang, belum kupas tuntas kurikulum satu sudah keluar kurikulum baru

Memang benar itu semua, tapi tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar

Setelah pandemi yang mengubah kebiasaan selama 2 tahun. Bayangkan, 2 tahun. Kalau menurut ahli sosiologi, suatu kebiasaan akan menjadi kebiasaan sesungguhnya jika sudah berlangsung lebih dari 40 hari, dan ini telah berlangsung 2 tahun, alias 24 bulan atau 730 hari. Semuanya mengubah berefek pada teknologi dan kecanduannya. Ini salah satu menjadi alasan kurikulum berubah. Kita coba cermati bersama.

Supaya dapat memenuhi kebutuhan


Pertanyaannya, kurikulum ini memenuhi kebutuhannya siapa?

Baiklah, pertama, kebutuhan murid. Sebelum pelajaran dimulai, guru merangsang murid agar lebih menggali dirinya sendiri dan apa yang dibutuhkan sebagai bekal menjalani hidup. Selanjutnya guru memberikan ilmu/fasilitas kepada murid sesuai apa yang dibutuhkan.

Kedua, kebutuhannya siapa? Kebutuhan daerahnya, bangsa dan negara serta dunia. Seorang murid dan pemikirannya dapat menyumbangkan sesuatu yang bernilai kepada lingkungannya.

Supaya siswa dapat menatap masa depan.


Melihat keresahan yang ada dalam diri dan lingkungannya membuat murid berefleksi hingga muncul suatu kebutuhan untuk menyelesaikan keresahan itu. Kebutuhan dapat dicukupi oleh sekolah dan guru. Murid kembali ke lingkungannya dengan membawa sejumlah solusi yang sudah dipresentasikan dan didiskusikan di dalam kelas. Hingga akhirnya murid bisa memiliki pandangan visioner, melihat masa depan.

Supaya dapat mengikuti perkembangan zaman


Seperangkat kurikulum tentu ada yang sudah usang, tidak perlu diajarkan lagi, mungkin karena semua murid sudah bisa dan telah menjadi budaya, atau memang sudah tidak berlaku karena tergilas kemajuan teknologi. Bisa juga terjadi suatu materi hanya dibahas di bagian kulitnya saja, sangat perlu ada pembahasan lebih lanjut sampai menyentuh dagingnya. Ada bagian-bagian tertentu dari suatu kurikulum yang perlu dihilangkan dan ada juga yang ditambahkan. Semua itu sesuai kodrat suatu kurikulum.

Jadi, mau tidak mau kurikulum pasti berubah-ubah menuruti kemajuan zaman yang terus maju. Kemajuan ini berimbas pada kebutuhan-kebutuhan yang juga ikut berubah. Terutama kebutuhan agar dunia ini akan menjadi semakin lebih baik. Semuanya telah mengalami pengkajian mendalam di dalam tiap kelas, di sebuah negara dengan pemikiran yang ikhlas melalui pemikiran visioner, menatap masa depan. Kurikulum pasti berubah.

Pengertian Kurikulum:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum

Tentang Kurikulum Merdeka:

6 pemikiran pada “Kurikulum Pasti Berubah-ubah

  1. Pak Guru, piye kabare wonogiri? Kangen aku. Waduke wes kebak durung? Musim udan lho….

    • mbok kolom jeneng kiy diisi jenengmu, Lek, dadi anonim ngono. Dikon komentar yo malah takon kabar. Yo wes kabar sehat, waduke urung kebak, lha kebak sithik pintu air dibuka nggo irigasi….

  2. Leres, Mas Sakti, banyak yang beranggapan ganti menteri ganti kurikulum dan banyak merepotkan orangtua karena harus beli buku baru. Mau bagaimana lagi. Eh, pripun kabare Pakdhe Rohmat?

    • ya paling tidak umur kurikulum sampai 10 tahun, setelah itu ada peninjauan. Ndilalah ada pandemi, ditmbah Mas Menteri, Pak Nadiem, sosok revolusioner, maka muncul Kurikulum Merdeka, Dhe. Kabar bapak sehat.

  3. Mantap, Om. Ganti mampir yutubku ya

Tinggalkan komentar